Mencegah Kerusakan Lingkungan
BLORA, – Banyak hal yang dilakukan Kodim Blora di
proyek non fisik TMMD Reguler ke-95 di Desa Karang Tengah, Ngawen, Blora. Kali
ini dengan menggandeng badan Lingkungan Hidup (BLH) Blora, TNI memberi
penyuluhan tetang pentingnya memperbaiki lingkungan yang rusak. Sri Jatmiko,
Kasubbid, Konservasi Sumber Daya Air dan Sumber Daya Alam Kantor BLH, berharap
Di lingkungan masyarakat Karang Tengah membentuk kelompok-kelompok yang
mencegah kerusakan lingkungan.
proyek non fisik TMMD Reguler ke-95 di Desa Karang Tengah, Ngawen, Blora. Kali
ini dengan menggandeng badan Lingkungan Hidup (BLH) Blora, TNI memberi
penyuluhan tetang pentingnya memperbaiki lingkungan yang rusak. Sri Jatmiko,
Kasubbid, Konservasi Sumber Daya Air dan Sumber Daya Alam Kantor BLH, berharap
Di lingkungan masyarakat Karang Tengah membentuk kelompok-kelompok yang
mencegah kerusakan lingkungan.
Sri Jatmiko menjelaskan, bahwa akan ada bantuan bibit bagi warga Karang Tengah,
yakni berupa 250 buah bibit Sukun. ‘’Ini sudah sesuai visi dari BLH yang selalu
ada hubungannya degan manusia, tanaman, ternak dan air. Sampah jangan dibakar,
melainkan bisa dijadikan pupuk,’’ jelasnya.
Perlunya warga Desa Karang Tengah membentuk kelompok-kelompok yang mencegah
kerusakan lingkungan, menurutnya sudah banyak fakta nyata yang ada di Karang
Tengah terkait . Dulu-dulunya air di Karang Tengah agak gampang, tetapi saat
ini sulit untuk mendapatkan sumber air, ’’Ini semua disebabkan lingkungan kita
rusak. Dulu pohon besar di Karang Tengah masih banyak, hanya saja karena ditebangi
sehingga lingkungan rusak, sehingga di setiap musim kemarau sulit air,’’ jelas
Sri Jatmiko.
Lebih lanjut dia mengemukakan, dulu-dulunya untuk menanam padi dan jagung,
tidak membutuhkan pupuk, melainkan hanya dengan teletong sudah bisa
menghasilkan panenan yang baik. Caranya supaya tidak rusak menurut Sri
Jatimo,warga Karang tengah diminta untuk mnegembalikan tanaman besar. Dengan
cara itu akan mengembalikan mata air, karena dengan tumbuhan besar itu bisa
mengembalikan sumber air. Dengan tanaman besar, nantinya daun-daunnya bisa
menjadi pupuk.
Disarankan, dalam menanam pohon besar seyogyanya tanaman yanga bisa dipetik
hasilnya. Minimal membutuhkan waktu sekitar 4 tahun. Dicontohkan, tanaman Sukun
dalam 1 tahun bisa buah 2 kali. ‘’Seandainya 1 pohon buahnya 500 dan seseroang
mempunyai 10 pohon, sukun. Ini akan ada hasil tambahan,’’ pungkas Si Jatmiko.(Pendim
0721/Blora)